Konspirasi dibalik tenggelamnya matjan tutu : operasi patria menyergap STC-9 ALRI
Pertempuran di Laut Arafuru, 15 Januari 1962, berakhir mengenaskan. KRI Matjan Tutul, KRI Matjan Kumbang, dan KRI Harimau terpaksa menghadapi tiga kapal perang Belanda yang jauh lebih besar dan perkasa: Eversten, Kortenaer, dan Utrecht.
KRI Matjan Tutul yang ditumpangi Komodor Jos Soedarso dibombardir dan ditenggelamkan armada laut belanda yang didukung pesawat terbang Neptune dan Firefly. Komodor Jos Soedarso gugur secara gentlement and brave…
Ketiga kapal perang RI dan awaknya itu sebetulnya tak disiapkan untuk menghadapi kemungkinan pertempuran. operasi infiltrasi ke Irian Barat oleh Angkatan Laut RI adalah sebuah misi rahasia. Karenanya, aksi Satuan Tugas Chusus atau STC-9 di bawah komando Kolonel (Laut) Sudomo itu sengaja dilakukan diam-diam, di tengah malam buta.
Namun, kenapa armada perang Belanda tiba-tiba muncul mencegat, membuat pertempuran laut di tengah malam itu tak bisa dihindari? Penjelasan paling logis, informasi rencana operasi rahasia itu bocor, sehingga AL Belanda bisa mengendus rencana infiltrasi. Mungkin ada benarnya sinyalemen yang disampaikan Komandan Kontingen Indonesia Kolonel (Inf.) Soedarto, “… ada pengkhianatan tingkat tinggi.”
Buku ini mengungkap berbagai misteri di sekitar pertempuran Laut Arafuru, termasuk soal tokoh yang disebut-sebut sebagai pengkhianat. Apa alasan Komodor Jos Soedarso ikut serta dalam operasi taktis itu? apa peran Kolonel (Udara) Omar Dani? Apa pula peran Deputi Operasi KSAU dan Asisten Operasi KSAD Kolonel Moersjid dalam STC-9? Dalam karya terbarunya ini, Julius Pour, wartawan senior dan penulis buku laris Doorstoot Naar Djokja (2009) dan Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan, & Petualang (2010) membeberkan pula jawaban atas semua pertanyaan itu.
Tidak tersedia versi lain