PELINDO LIBRARY & KNOWLEDGE CENTER

PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Mengapa Negara Gagal : Awal Mula Kekuasaan, Kemakmuran, dan Kemiskinan
Penanda Bagikan

FIC

Mengapa Negara Gagal : Awal Mula Kekuasaan, Kemakmuran, dan Kemiskinan

Daron Acemoglu - Nama Orang; JAmes A. Robinson - Nama Orang;

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, mengapa masih ada negara yang kaya dan negara yang miskin? Mengapa kesenjangan pendapatan dan sosial antara negara kaya dan negara miskin bisa sangat jauh berbeda, sampai-sampai eksistensi negara miskin dibayangi oleh cap “Negara Gagal”? Sebagai contoh, lihat saja negara Korea. Walau mereka sama (baik dari segi budaya, suku, ras, dan etnik), situasi kehidupan antara Korea Utara dan Korea Selatan sangat jauh berbeda. Saat ini, Korea Utara termasuk ke dalam deretan negara paling miskin di dunia berdasarkan pendapatan per kapitanya. Warganya hidup melarat dan dicekam oleh rezim pemerintahan yang otoriter. Sementara itu, warga Korea Selatan hidup makmur sejahtera dan dilindungi oleh pemerintah yang responsif serta mengayomi seluruh kebutuhan warganya. Pun bisa menjadi negara di benua Asia yang berhasil mencengangkan dunia dengan pertumbuhan ekonominya dalam satu dasawarsa ini. Contoh lain, mari kita tengok ke benua Afrika. Bostwana kini dinilai sebagai salah satu negara Afrika yang berhasil mengembangkan perekonomiannya. Sementara negara-negara tetangganya yang lain seperti Zimbabwe, Kongo, dan Sierra Leone masih berkecamuk dengan bencana kelaparan, perang saudara, tindak kekerasan oleh pemberontak, tekanan politis oleh pemerintah, serta belitan kemiskinan yang tak pernah usai. Dalam buku ini, Daron Acemoglu dan James A. Robinson memaparkan dengan sangat berani bahwa institusi politik-ekonomi suatu negaralah yang menjadi penentu. Negara yang institusi politik-ekonominya bersifat inklusif, cenderung berpotensi untuk menjadi negara kaya. Sementara negara yang institusi politik-ekonominya bersifat ekstraktif, cenderung tinggal menunggu waktu untuk terseret ke dalam jurang kemiskinan, instabilitas politik, dan menjadi negara gagal. Tapi, apakah sesederhana itu? Ternyata tidak. Berdasarkan hasil penelitian mendalam selama 15 tahun, Acemoglu dan Robinson dalam buku ini berupaya mengurai serta memaparkan semua kerumitan itu dengan mengumpulkan berbagai bukti sejarah: mulai dari penyebab runtuhnya Kekaisaran Romawi, peradaban Maya yang perlahan hilang ditelan zaman, pudarnya kejayaan Venesia, kolapsnya negara adidaya Uni Soviet, kolonisasi Amerika Latin oleh penjajah Spanyol yang membentuk berbagai pranata ekonomi yang menyengsarakan rakyatnya hingga kini, sampai ke tumbuh dan berkembangnya negara-negara kaya seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Afrika. Berdasarkan pemaparan itu pula, mereka berupaya membangun teori baru untuk menjawab berbagai pertanyaan besar dalam hal politik-ekonomi pada zaman sekarang. Misalnya saja: - Saat ini China berhasil menciptakan mesin pertumbuhan ekonomi yang otoriter. Akankah pertumbuhan ekonominya terus berlanjut dan berhasil mengalahkan kedigdayaan perekonomian negara Barat? - Apakah kini kejayaan Amerika Serikat semakin pudar? Adakah kecenderungan bahwa suatu negara maju dapat terjebak dalam lingkaran setan—sekelompok kecil elite penguasa berupaya mati-matian mempertahankan kekuasaannya demi kepentingan sendiri? Selain itu, bagaimanakah cara yang paling efektif untuk mengentaskan kemiskinan yang diderita oleh miliaran orang di dunia, dan mengangkat derajat mereka untuk meraih kemakmuran? Apakah dengan menggunakan falsafah perekonomian negara-negara kaya di Barat? Atau melalui pembelajaran yang didapatkan oleh duo penulis, lewat terobosannya untuk menyeimbangkan interaksi antara institusi yang bersifat inklusif dan ekstraktif? Temukan semuanya dalam buku yang sangat mencerahkan ini.


Ketersediaan
#
IPC Corporate University Library (Management) TXT MG ACE m C.1
001009
Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
TXT MG ACE m C.1
Penerbit
Jakarta : Elex Media Komputindo., 2014
Deskripsi Fisik
xxiii, 582 p., ; illus : 24 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-602-02-3487-8
Klasifikasi
MG
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Manajemen Pengambilan Keputusan
Sejarah Dunia
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Daron Acemoglu
Versi lain/terkait
JudulEdisiBahasa
Negarawan : berpikir, bertindak untuk kepentingan bangsa dan negara13 (2009)id
Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

PELINDO LIBRARY & KNOWLEDGE CENTER
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI) berdiri pada 10 Juli 2013, berdasarkan Akta Pendirian No. 26 Tanggal 10 Juli 2013 dan Akta Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-45955.AH.01.01 tahun 2013.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

© 2025 PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?